Keaksaraan

Buta aksara merupakan salah satu penghambat program pembangunan terutama pembangunan sumber daya manusia. Di dunia ini masih puluhan juta manusia yang masih megidap buta aksara.
Di Indonesia, hingga akir tahun 2010 setidaknya masih ada lebh dari 9 juta warga negara kita yang masih buta aksara latin, dan 80% nya adalah kaum perempuan. Jumlah tersebut masih tergolong sangat besar jika dibandingkan dengan perolehan suara partai-partai peserta pemilu tahun 2009. Padahal pda pemilu tahun 2009 tersebut, pemilih diwajibkan untuk mencontreng nama calon wakilnya, yang berarti mereka harus membaca nama-nama calon wakilnya. Lucu bukan? orang yang tidak dapat membaca tetapi disuruh memilih dengan cara membaca.
Buta aksara juga dituding menjadi biang keladi kebodohan yang pada gilirannya melahirkan kemiskinan.
Pendidkan Keaksaraan sejatinya bukan hanya memberantas buta aksara, tetapi juga memasyarakatkan budaya tulis dan baca. Budaya tulis dan baca diharapkan mampu membuka mata masyarakat kepada ilmu pengetahuan, dan memperluas cakrawala berpikir, meningkatkan pengetahuan dan keterampilan yang pada gilirannya akan meningkatkan kesejahteraan warga masyarakat.
PKBM BAITUL ILMI berusaha mengambil peran dalam pemberdayaan masyarakatmelalui pendidikan keaksaraan baik dalam pemberantasan buta aksara maupun usaha peningkatan budaya tulis-baca, diantaranya dengan menerbitkan tabloit "SWARA IBU" dan mendirikan Taman Bacaan Masyarakat di Desa Cipambuan dan Desa Bojong Koneng Kecmatan Babakan Madang Kabupaten Bogor. Program tersebt dapat diikuti dan dinikmati oleh seluruh warga masyarakat secara Gratis.