1. KONDISI BELUT DI
INDONESIA
Belut adalah jenis
ikan air tawar yang banyak terdapat di Indonesia, terutama di pulau Sumatera,
Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Selatan dan sebagian Sulawesi. Berbeda dengan SIDAT (Angulia Sp), yang berkembang biak di laut dalam, belut berkembang
biak di sawah-sawah, di rawa-rawa dan di kali-kali kecil yan berlumpur.
BELUT
(Monopterus Albus/Synbrancus)
|
SIDAT
(Anguilla Sp.)
|
|||||
1
|
Ciri Fisik
|
1
|
Ciri Fisik
|
|||
a.
|
Bentuk bulat panjang mengecil dibagian ekor
|
a.
|
Belut bulat panjang, memipih di bagian ekor
|
|||
b.
|
warna punggung coklat kekuningan sampai kehitaman, warna perut
keputihan
|
b.
|
warna punggung abu-abu, kelabu atau keperakan, warna perut putih
|
|||
c.
|
tidak bersirip
|
c.
|
bersirip dada, perut,punggung yang menyatu di bagian ekor
|
|||
d.
|
tidak bersisik
|
d.
|
bersisik halus
|
|||
e.
|
tidak bergigi
|
e.
|
bergigi kecil-kecil tajam
|
|||
f.
|
mata kecil
|
f.
|
mata lebih besar
|
|||
g.
|
kepala kecil meruncing
|
g.
|
kepala besar hampir persegi
|
|||
2
|
Habitat
|
2
|
Habitat
|
|||
a.
|
Memijah di lumpur air tawar
|
a.
|
Memijah dan menetas di laut dalam
|
|||
b.
|
setelah menetas hidup dan dewasa di air tawar berlumpur
|
b.
|
setelah menetas menuju hulu sungai atau rawa atau danau yag
terhubung dengan laut
|
|||
3
|
Makanan
|
3
|
Makanan
|
|||
Carnifora (cacing, ikan-ikan kecil, plankton)
|
Carnivora (ikan-ikan kecil, udang)
|
|||||
4
|
Reproduksi
|
4
|
Reproduksi
|
|||
Hermaphrodit protigini
|
Non hermaphrodit
|
|||||
5
|
Daging
|
5
|
Daging
|
|||
Merah, lembut, gurih
|
Putih, kenyal
|
|||||
Berbentuk bulat
panjang seperti ular, namun tidak bersirip, tidak bersisik, tidak bergigi,
tidak berpatil, dan sangat pasif (jarang bergerak), belut sangat sensitif dan
mudah diserang oleh musuh-musuhnya. Alat pertahanan diri hanyalah lendir yang
membuat belut licin sehingga sulit ditangkap. Karena itulah belut sangat suka
membuat lubang di lumpur untuk berlindung.
Belut berdaging
kemerahan karena banyak mengandung zat besi, lembut dan gurih dengan kandungan
gizi yang cukup tinggi sehingga sangat baik dikonsumsi oleh anak-anak hingga
orang tua.
Di Indonesia belut
sangat disukai karena rasanya yang gurih dan banyak dijual di pasar-pasar
tradisional, pasar swalayan higga rumah makan-rumah makan, dalam kondisi hidup,
maupun olahan seperti: keripik, abon, dendeng, dan sebagainya. Permintaan belut
di pasar tradisional sendiri sangat besar. Untuk wilayah DKI Jakarta dan
sekitarnya saja diperlukan puluhan ton per harinya. Belut juga dapat
dimanfaatkan sebagai sumber protein, sumber energi, pencegah dan obat berbagai
macam penyakit dan bahan kosmetik.
Bogor adalah salah
satu kabupaten di Provinsi Jawa Barat yang tidak mempunyai
wilayah laut, sehingga sektor perikanan yang dikembangkan adalah sektor
perikanan air tawar. Salah satu sektor perikanan yang sangat bagus dikembangkan
di Kabupaten Bogor adalah Belut sawah (monopterus
albus) dan belut rawa (synbrancus).
Kabupaten Bogor
mempunyai curah hujan yang cukup tinggi, sehingga lahan di Bogor sangat subur
dan air berlimpah. Dengan tanah yang subur dan air yang berlimpah, maka
budidaya perikanan air tawar terutama belut tidak akan banyak mengalami kendala
sepanjang tahun.
Saat ini telah banyak
peternak-peternak di Kabupaten Bogor dan Indonesia yang membudidayakan belut,
baik secara tradisional maupun intensif. Peternak belut tradisional, biasanya memanfaatkan
lahan persawahan tradisional sebagai lahan budidayanya, sementara peternak
intensif menggunakan kolam-kolam dan wadah-wadah khusus untuk budidaya.
Peternak tradisional
tidak membudidayakan belut secara khusus, tetapi hanya menjadikan belut sebagai
alternatif sampingan bersamaan dengan tanaman sawah lain seperti padi, berbeda
dengan peternak intensif yang menjadikan budidaya belut sebagai pokok usaha.
Budidaya belut yang
dilakukan oleh peternak-peternak tradisional sangat tergantung pada musim dan
cuaca. Jika musim hujan dan tanma padi, peternak tradisional dapat menghasilkan
cukup besar, namun pada musim kemarau, sangat sedikit sekali dapat menghasilkan
belut.
Peternak-peternak
intensif membudidayakan belut sepanjang musim karena dapat mengatur teknik
pengairannya sehingga dapat menghasilkan belt sepanjang tahun. Namun saat ini
masih belum banyak peternak yang membudidayakan belut secara intensif karena
terkendala dengan lahan, prasarana, sarana dan modal.
Peternak-peternak
tersebut sebagian besar tergabung dalam kelompok-kelompok tani atau kelompok
belajar usaha, sehingga jika dikumpulkan dapat mengasilkan belut dalam jumlah
yang cukup besar. Selain peternak-peternak kecil yang tergabung dalam
kelompok-kelompok tani atau kelompok belajar usaha terdapat beberapa
peternak/pengusaha dengan modal yang cukup besar sekarang menjadi eksportir
belut di kabupaten Bogor.
2. JENIS BELUT YANG
DIBUDIDAYAKAN DI PKBM BAITUL ILMI
Jenis-jenis belut
yang kami budidayakan adalah:
a.
Belut
Sawah (monopterus albus)
Belut sawah banyak
dibudidayakan oleh peternak-peternak di bogor dalam kolam-kolam budidaya
bermedia lumpur seperti sawah.
Belut sawah mempunyai
ciri-ciri:
1)
Kulit
lebih cerah
2)
Mata
lebih kecil
3)
Perbandingan
antara diameter dan panjang badan, 1:20
4)
Lebih
suka di habitat lumpur dengan sedikit air
5)
Daging
lebih tebal dan gurih
b.
Belut
Rawa (Synbrancus)
Belut rawa
dibudidayakan karena dianggap lebih mudah dibudidayakan di air bening tanpa
lumpur dan dapat berkembang menapai ukuran yang lebih besar
Belut rawa mempunyai ciri-ciri:
1)
Kulit
lebih gelap
2)
Mata
lebih besar
3)
Perbandingan
antara diameter dan panjang badan, 1:30
4)
Lebih
suka di habitat air dengan sedikit lumpur
5)
Daging
lebih tipis
3.
PELESTARIAN
BIBIT
Pasar belut yang
sangat terbuka dan harga belut yang relatif tinggi dibandingkan dengan
komoditas ikan air tawar lain di pasar tradisional dan interasional, menjadikan
belut sangat diburu. Berbagai aam cara dipergunakan oleh pemburu-pemburu liar
di alam, menjadikan belut di alam saat ini semakin langka dan menurut perkiraan
saat ini populasi belut di alam tinggal 5-10% saja dibandingkan satu dekade yang
lalu. Hal tersebut tentu menjadi keprihatinan kita bersama, namun saat ini
telah dilakukan berbagai upaya untuk pelestariannya.
Berbeda dengan SIDAT
yang 100% bibitnya berasal dari tangkapan alam dan sulit dikembangbiakkan
karena memijah di laut dalam, maka belut sangat mudah untuk dikembang-biakkan,
karena belut memijah di habitat air tawar berlumpur, bahkan saat ini telah
dilakukan beberapa kali uji coba pemijahan di media air tanpa lumpur dan
menunjukkan hasil yang menggembirakan.
Seekor belut betina
biasanya mampu menghasilkan antara 300-600 butir telor pada saat memijah dan
biasanya hanya 50-70% saja yang berhasil menetas dan tumbuh menjadi besar
hingga mencapai ukuran konsumsi. Saat ini terdapat pusat-pusat penelitian dan
pengembangan budidaya belut sawah di daerah Bogor, yaitu di Desa Cipambuan Kec. Babakan Madang dan di Kecamatan
Caringin. Selain itu, kami telah melakukan berbagai upaya pelestarian antara
lain: penyelenggaraan pelatihan budidaya belut kepada para calon peternak serta
melakukan bimbingan, penyuluhan dan
pendampingan kepada para peternak secara konsisten dan terus menerus. Bantuan
konsultasi teknik dan sarana budidaya juga kami lakukan untuk membantu para
peternak.
4.
EKSPORT
BELUT KE JEPANG DAN TEKNIS PENGIRIMAN
Saat ini banyak
permintaan ke peternak belut di Bogor
dari luar negeri antara lain ke Jepang, Korea, Taiwan, Singapura dan Malaysia.
Permintaan belut dari
Jepang cukup tinggi mencapai puluhan ton per minggunya. Belut yang diekspor ke
Jepang, biasanya dalam bentuk daging filet beku (Frozen) dengan ukuran berat minimal 200 gram per ekor.
Buyer Jepang biasanya datang langsung atau melalui agennya di
Indonesia ke peternak untuk melihat dan melakukan negoisasi harga. Setelah
merasa cocok dengan syarat-syarat yang ditetapkan oleh kedua belah pihak, maka buyer Jepang biasanya langsung
memberikan order pada peternak.
Belut kemudian difillet, yaitu dipisahkan tulang, ekor
dan kepalanya, kemudian dibekukan dan disimpan di cool storage hingga kuantitasnya mencukupi untuk dipacking dan dikirim ke Jepang.
Packing belut beku biasanya menggunakan plastik yang
dimasukkan ke dalam styrofoam dan
kemudian dilak kemudian dimasukkan ke dalam dus. Untuk menjaga kebekuan,
biasanya digunakan dry ice yang
dimasukkan ke dalam styrofoam di luar
plastik.
Masalah pengiriman
biasanya ditangani sendiri oleh agen buyer
Jepang di Indonesia melalui udara atau laut tergatung kuantitas pengiriman.
5.
HARGA
PASARAN BELUT KE JEPANG
Harga belut relatif
sangat murah dibandingkan harga sidat. Jika harga sidat mencapai Rp300.000/kg,
maka harga belut hanya Rp60.000 –Rp90.000 per kg. Hal tersebut menjadikan belut
sebagai alternatif yang sangat menguntungkan bagi importir belut Jepang. Harga
tersebut adalah harga belut hidup di tempat. Sedangkan biaya pengolahan (filleting dan frozening), pengemasan (packing) dan pengiriman (shipping) belum termasuk di dalamnya.
6.
Spesifikasi
dan Harga yang ditawarkan
Size
(gram)
|
Harga per Kg
(Rp)
|
Kapasitas Produksi
per minggu (Kg)
|
<50
|
40000
|
1000
|
50-100
|
45000
|
500
|
100-200
|
50000
|
500
|
200-300
|
55000
|
500
|
>300
|
60000
|
500
|
Catatan: Harga adalah
harga belut hidup franco Bogor, belum termasuk: biaya filleting, packing,
pengurusan surat-surat kepengurusan ekspor dan shipping (pengiriman).